
Penerimaan diri ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam
psikologis seseorang, yang menunjukkan kualitas diri. Hal ini berarti bahwa tinjauan tersebut akan
diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung perwujudan diri secara
utuh. Hal ini sesuai dengan pendapat
Schultz (Ratnawati, 1990:87) menyatakan bahwa penerimaan diri yang dibentuk
merupakan hasil dari tinjauan pada seluruh kemampuan diri.
Suatu tingkat kemampuan individu untuk hidup dengan segala
kekhususan diri ini memang diperoleh melalui pengenalan diri secara utuh. Kesadaran diri akan segala kelebihan dan
kekurangan diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk saling melengkapi satu
sama lain, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang sehat. Menurut Hurlock (dalam Izzaty, 1996:212) menambahkan bila individu hanya
melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul kepribadian yang
timpang, semakin individu menyukai dirinya maka ia akan mampu menerima dirinya
dan ia akan semakin diterima oleh orang lain.
Hurlock (dalam Izzaty,1996:212)
mengatakan bahwa individu yang menerima dirinya memiliki penilaian yang
realistik tentang sumber daya yang dimilikinya, yang dikombinasikan dengan
apresiasi atas dirinya secara keseluruhan. Individu itu memiliki kepastian akan
standar dan teguh pada pendirian, serta mempunyai penilaian yang realistik
terhadap keterbatasannya tanpa mencela diri. Jadi, orang yang memiliki
penerimaan diri yang baik tahu asset yang dimiliki dirinya dan bisa mengatasi
cara mengelolanya.
Chaplin (2004:190)
berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang merupakan rasa puas pada
kualitas dan bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri. Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak
diikuti dengan perasaan malu ataupun bersalah.
Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya.
Pada dasarnya penerimaan diri merupakan asset pribadi yang
sangat berharga. Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Izzaty,1996:143) mengatakan penerimaan diri akan
membantu individu dalam menyesuaikan diri sehingga sifat-sifat dalam dirinya
seimbang dan terintegrasi. Pendapat ini
senada dengan pernyataan Skinner, (dalam
Maramis, 1998:79) yang
menyebutkan bahwa salah satu kriteria utama bagi suatu kepribadian yang
terintegrasi baik adalah menerima diri sendiri.
Selanjutnya dijelaskan bahwa menerima diri sendiri artinya mempunyai
harga diri, percaya pada kemampuan diri sendiri, mengenal dan menerima
batas-batas kemampuannya, tidak terlalu kaku, serta mengenal perasaan-perasaan
yang ada pada dirinya. Kewajaran dan spontanitas yang dimiliki oleh individu
ini membuat langkahnya menjadi enak dan pasti.
Berdasarkan uraian
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan
ini merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang
atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu
mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan
kepribadian yang sehat.
#Dari Beberapa Sumber
#Dari Beberapa Sumber
0 komentar:
Posting Komentar