Perumusan dari U.S. Office of Education menyatakan bahwa
anak berbakat adalah anak yang diidentifikasikan sebagai seorang yang memiliki
kemampuan luar biasa serta mampu mengahasilkan prestasi yang tinggi. Anak-anak
ini juga memerlukan program dan pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi di
luar yang umunya diberikan dalam program regular, untuk dapat merealisasikan
kontribusi mereka kepada diri sendiri dan masyarakat. (Davis & Rimm dalam
Singgih, 2006).
Menurut Renzulli (dalam Singgih, 2006) keberbakatan adalah
kombinasi tiga karakteristik dasar, yaitu kemampuan umum di atas rata-rata,
tingkat keterbakatan terhadap tugas atau motivasi berprestasi yang tinggi dan
tingkat kreativitas yang tinggi.
Dalam perkembangan selanjutnya, Gardner (dalam Singgih,
2006) mengemukakan tujuh jenis keberbakatan, yakni : 1) Keberbakatan
linguistik, 2) Logika-matematika, 3) Spasial, 4) Musikal, 5) Ketubuhan
linguistik, 6) Interpersonal, 7) Intrapersonal. Dapat disimpulkan bahwa anak
berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan luar biasa, mampu berprestasi
tinggi dan oleh karenanya membutuhkan pendidikan khusus. Pemerintah Indonesia
dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 secara resmi merumuskan keberbakatan
sebagai berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa (Mangunsong, 2009).
2.Karakteristik Anak Berbakat
Menurut Singgih (2006) ada beberapa karakteristik anak
berbakat, diantaranya:
Karakteristik Fisik
Anak berbakat cenderung lebih tinggi, lebih berat, lebih
kuat, lebih bertenaga, dan lebih sehat daripada anak-anak lain seusianya yang
memiliki inteligensi rata-rata. Banyak anak berbakat yang menonjol dalam
kemampuan atletik dan beragam cabang olah raga.
3. Karakteristik Sosial dan Emosional
Anak berbakat cenderung gembira, disenangi oleh
teman-temannya, dan menjadi pemimpin sosial di sekolahnya. Mayoritas di antara
mereka stabil secara emosional dan kurang rentan terhadap gangguan neurotik dan
psikotik daripada anak-anak normal. Mereka memiliki minat yang luas dan
beragam, serta mempersepsikan diri mereka secara positif (Hallahan &
Kauffman, 1994). Namun dipihak lain, menurut Winner (2000) anak berbakat juga
cenderung bersifat introvert dan
lebih banyak mengahbiskan waktu seorang diri daripada anak lain pada umunya.
Anak-anak dengan IQ yang sangat tinggi kemungkinan memiliki masalah sosial dan
kesulitan emosional yang lebih banyak dari pada anak berbakat yang memiliki
tingkat IQ pada rentang 130-150 (Hallahan & Kauffman, 1994).
3. Karakteristik Pendidikan
Anak berbakat cenderung lebih maju daripada anak normal
dalam hal prestasi akademis. Mayoritas di antara mereka dengan cepat belajar
membaca dan lebih menonjol membaca daripada dalam bidang-bidang yang memerlukan
keterampilan manual, seperti menulis dan seni.
4. Identifikasi Anak Berbakat
Menurut Mangunsong (2009) upaya untuk mengidentifikasi anak
berbakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada umunya, terdapat dua cara
untuk melakukan proses identifikasi anak berbakat, yaitu:
-Pengumpulan data secara objektif, yaitu dengan cara
dilakukannya tes psikologi dan bersifat kuantitatif
-Pengumpulan data secara subjektif, yaitu dengan cara
menggunakan formulir untuk mencatat perilaku, nominasi oleh guru, orangtua,
teman sebaya dan diri sendiri serta rekomendasi lainnya mengenai penampilan
individu
0 komentar:
Posting Komentar