Kamis, 13 Oktober 2011

Anak Berbakat

1.Perumusan Anak Berbakat
Perumusan dari U.S. Office of Education menyatakan bahwa anak berbakat adalah anak yang diidentifikasikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan luar biasa serta mampu mengahasilkan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini juga memerlukan program dan pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi di luar yang umunya diberikan dalam program regular, untuk dapat merealisasikan kontribusi mereka kepada diri sendiri dan masyarakat. (Davis & Rimm dalam Singgih, 2006).
Menurut Renzulli (dalam Singgih, 2006) keberbakatan adalah kombinasi tiga karakteristik dasar, yaitu kemampuan umum di atas rata-rata, tingkat keterbakatan terhadap tugas atau motivasi berprestasi yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.
Dalam perkembangan selanjutnya, Gardner (dalam Singgih, 2006) mengemukakan tujuh jenis keberbakatan, yakni : 1) Keberbakatan linguistik, 2) Logika-matematika, 3) Spasial, 4) Musikal, 5) Ketubuhan linguistik, 6) Interpersonal, 7) Intrapersonal. Dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan luar biasa, mampu berprestasi tinggi dan oleh karenanya membutuhkan pendidikan khusus. Pemerintah Indonesia dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 secara resmi merumuskan keberbakatan sebagai berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa (Mangunsong, 2009).
2.Karakteristik Anak Berbakat
Menurut Singgih (2006) ada beberapa karakteristik anak berbakat, diantaranya:
Karakteristik Fisik
Anak berbakat cenderung lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, lebih bertenaga, dan lebih sehat daripada anak-anak lain seusianya yang memiliki inteligensi rata-rata. Banyak anak berbakat yang menonjol dalam kemampuan atletik dan beragam cabang olah raga.
3. Karakteristik Sosial dan Emosional
Anak berbakat cenderung gembira, disenangi oleh teman-temannya, dan menjadi pemimpin sosial di sekolahnya. Mayoritas di antara mereka stabil secara emosional dan kurang rentan terhadap gangguan neurotik dan psikotik daripada anak-anak normal. Mereka memiliki minat yang luas dan beragam, serta mempersepsikan diri mereka secara positif (Hallahan & Kauffman, 1994). Namun dipihak lain, menurut Winner (2000) anak berbakat juga cenderung bersifat introvert dan lebih banyak mengahbiskan waktu seorang diri daripada anak lain pada umunya. Anak-anak dengan IQ yang sangat tinggi kemungkinan memiliki masalah sosial dan kesulitan emosional yang lebih banyak dari pada anak berbakat yang memiliki tingkat IQ pada rentang 130-150 (Hallahan & Kauffman, 1994).



3. Karakteristik Pendidikan
Anak berbakat cenderung lebih maju daripada anak normal dalam hal prestasi akademis. Mayoritas di antara mereka dengan cepat belajar membaca dan lebih menonjol membaca daripada dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan manual, seperti menulis dan seni.
4. Identifikasi Anak Berbakat
Menurut Mangunsong (2009) upaya untuk mengidentifikasi anak berbakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada umunya, terdapat dua cara untuk melakukan proses identifikasi anak berbakat, yaitu:
-Pengumpulan data secara objektif, yaitu dengan cara dilakukannya tes psikologi dan bersifat kuantitatif
-Pengumpulan data secara subjektif, yaitu dengan cara menggunakan formulir untuk mencatat perilaku, nominasi oleh guru, orangtua, teman sebaya dan diri sendiri serta rekomendasi lainnya mengenai penampilan individu

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites