This is Me

what you think.

My Tumblr

click this image to visit My Tumblr.

Trauma Counseling

Galery Photo's About This.

So Beautiful

Hmmmm...

Dia Selalu Mebuat Ku Bahagia.

Rabu, 19 Oktober 2011

Skripsi

Sebuah kata yang sering membuat mahasiswa semester akhir gemetar, grogi, takut, bahkan trauma, padahal kegiatan ini pada saat ini telah disederhanakan dan lebih mudah disbanding masa lalu. Trauma-trauma berawal dari stigma tanpa data lebih menjadi kendala yang tercipta secara tak sengaja, bahkan hanya dibangun dari cerita dan derita kakak kelas dan perasaan khawatir ketidak beranian yang sering juga terjadu karena prejude tak berdasar!
Skripsi adalah puncak mahasiswa berkarya menunjukkan kualitas yang selama ini ia pelajari selama 3-4 tahun, atau lebih!! Sayangnya sering mereka justru mendustai diri sendiri atau bercerita tentang kesulitan bukan dinamikanya, sehingga membuat sang adik kelas mendapatkan pengalaman atau paling tidak cerita buruk disbanding suka cita ketika menemukan berbagai kegembiraan seorang ilmuwan yang ia lakoni untuk beberapa waktu meskipun masih stereotip bentukan .
Skripsi sering dimaknai secara sederhana sebuah skrip atau naskah yang dimainkan selama babak sandiwara dimainkan dari awal hingga purna. Proposal sebagai pembuka dan ujian pendadaran atau ujian skripsi yang sering dikatakan sang ketua sebagai bimbingan akhir, tak termaknai secara memadai hingga kebiasaan berpikir negative berbuah cerita turun temurun hingga mambangun sebuah trauma yang sebenarnya tidak ada!
Skripsi adalah sebuah karya mahasiswa, meskipun sering para pembimbing mengintervensi hingga ke ide, hingga seluruh ide mahasiswa terkikis yang ada adalah ide pembimbing, akibatnya mahasiswa menjadi robot yang menjalankan ide sang pembimbing. Tetapi ini telah terkikis dan yang tersisa hanyalah para pembimbing konvensional yang ingin melestarikan wibawa, tetapi biasanya malah tidak berwibawa karena yang ia berikan yang hanya ia bisa dan tak mau belajar menyertai mahasiswa.
Skripsi itu pencarian atau paling tidak pembuktian atau malah sedang ingin merubah situasi yang telah ada dari gagasan mahasiswa yang masih langka. Pembimbing adalah mereka yang dipandang lebih dewasa dalam perilaku dan tata karma pengkajian yang sering menjadi metodologi itulah nama yang dibakukan, namun sering ada yang hanya numpang nama dengan berdalih memudahkan tetapi justru membuat mahasiswa setelah selesai pun tak memiliki makna!
Bagaimana mengikuti pemikiran mahasiswa dengan sedikit pengarahan agar mahasiswa mengerti jalannya, bukan membuat jalan baru baginya. Biarlah mahasiswa menjadi dewasa bertanggungjawab atas yang mereka bisa dan dipertanggungjawabkan dalam meja yang sepertinya menghadapkan sang hakim, jaksa, dan terdakwa! Semoga ini segera sirna menjadi sebuah kelompok berdampingan membuat pemecahan dunia bukan peniru semata atau sekedar tipu-tipu untuk cepat wisuda!
Kadang mereka memang belum berani membuat berbeda, karena memang mereka tidak dibiasakan berbeda! Dia piker yang sama itulah yang utama, mereka beranggapan yang berbeda itu berdosa karena tidak bisa menyamakan dengan pesan sponsor sang pembimbing yang malah banyak yang belum terbiasa membuat karya yang berbeda, bahkan menulis pun belum terbiasa dan menyandarkan kuasa yang ia punya karena diberi dengan alakadarnya karena ia anggota suatu dewan yang disebut dosen semata!
Mahasiswa pun banyak yang merasa sok bisa hingga melambungkan keyakinannya, bahwa ia lebih pintar pembimbing yang memiliki sedikit kuasa, akhirnya berbentur norma dan jadilah korban bergelimpangan antara yang merasa bisa dan sang dosen yang tak mau terlanggar kuasanya!
Seharusnya mereka duduk bersama, berdiskusi dan memecahkan masalah bersama, tetapi tak jarang mahasiswa tidak berbicara ketika berjumpa, justru berkicau dibalik kaca jendela untuk sekedar mencerca karena sang dosen tidak menuruti yang mahasiswa minta! Sebaliknya, sang dosen juga sering memaksakan karsanya tanpa mau memandang bahwa mahasiswa telah mampu berjalan dengan titik kemampuannya, bukan karena tuntunannya!
Membaca itu menjadi kunci, tetapi tidak semata, karena menuangkan hasil bacaan menjadi idea tau karya simpulan argument semata pun tidak ia bisa! Ia hanya mengambil tanpa telaah dan ia cukup bangga hanya mengutip semata, tanpa analisis dan tanpa membandingkan, tanpa menelusuri juga tanpa mencari makna yang ada di dalamnya!
Berargumentasi dalam untaian kata-kata menjadi kalimat bermakna, bukan hal sulit. Latihan sepanjang waktu memang harus dilakukan, bukan menuai padi tanpa menanamnya atau hanya ingin skripsi beli tanpa ujian semata, yang penting wisuda menghadirkan ayah bunda, meski hatinya tersenyum kecut karena sarjananya tiada makna!
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian…. ……in malas mahasiswa lakukan, ini tidak praktis katanya…. Akibatnya………………bersakit-sakit dahulu dan akhirnya mati kemudian…….barulah mereka menyesal karena kebanggaan yang mereka pamerkan dengan memakai toga kebesaran hanyalah symbol kebohongan belaka……
Jangan terjadikan ini kawan! Karena kalian sebenarnya bisa …meskipun pembimbingmu kadang tak bisa, tetapi sampaikan sambil belajar berkomunikasi bagaimana menyampaikan ide dan sesuai cara pembimbing Anda, maka berbagai keterampilan anda akan punya………..dan anda menjadi dewasa dalam arti yang sebenarnya!

Bicara Cinta..Hmmmm

Kali ini aku ingin bercerita tentang cinta , bicara masalah cinta memang  paling mengasyikkan….
Berbicara masalah cinta, adalah berbicara masalah hati anak manusia dengan lawan jenisnya ( yang normal ).
Berbicara masalah cinta adalah berbicara masalah perasaan . Berbicara masalah rasa, hanya orang -orang yang pernah merasakan dan yang bisa memahaminya saja .
Ibarat orang yang tidak pernah makan nasi pecel, ia tidak akan pernah mengerti bagaimana rasa  nasi pecel itu…karena ia tidak pernah merasakan nasi pecel….meski diceritain begini dan begitu rasa nasi pecel itu .Berbeda dengan orang yang pernah makan nasi pecel ,ia akan sangat mengerti bagaimana “nasi pecel” itu begitu namanya disebut.
Bersyukurlah bila hari ini kita masih merasakan cinta, meski mungkin tidak bisa memiliki apa yang kita cintai , Karena mungkin diantara kita ada yang sudah mati rasa terhadap cinta itu sendiri .
Seringkali banyak orang bicara tentang cinta ,Tapi cinta macam apa wujudnya?”
Dalam kehidupan kita, biarpun tanpa cinta, dan di saat kita sendirian, tampaknya selalu ada “seseorang” yang mendampingi kita. Dengan kata lain, kita selalu didampingi cinta. Tapi kita sering tak tahu. Dan kita tak menyadarinya. Maka, kita pun selalu bertanya pada diri sendiri apa makna cinta yang sebenarnya .
Sebab ada dua jenis macam cinta yang aku ketahui.
Pertama, cinta dalam bentuk kata-kata. Cinta jenis ini mungkin tampak cerdas, penuh argumen, penuh penjelasan, dan karena itu bisa menggema ke mana-mana.
Tapi cinta macam ini agak mudah diobral. Soalnya cinta jenis ini bisa diperoleh dengan cepat dan risikonya  pun bisa dilupakan dengan cepat pula. Cinta, jatuh cinta, dan menerima cinta, menjadi urusan teknis dan rutin, seperti urusan birokrasi kantor saja .
Kedua cinta jenis seperti dalam renungan Kahlil Gibran,
“Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki, Karena cinta telah cukup untuk cinta ,Cinta tiada berkeinginan selain untuk mewujudkan maknanya”
Dan sepertinya bagi Gibran, bila benar orang memiliki cinta, maka ia tak akan berkata “Tuhan ada di dalam hatiku”, melainkan sebaliknya: “Aku berada di dalam Tuhan”.
Jenis cinta  ini jelas bukan cinta hiasan bibir, melainkan mahkota hati. Ini bukan cinta sekedar polesan di bibir, melainkan cinta yang diam, tak terukur, tak bisa dipamerkan di depan siapa pun.
So , seperti tulisan di atas tadi…cinta yang sebenarnya hanya bisa di rasakan karena cinta bukanlah sebuah dongeng yang harus di beritakan ke mana-mana .
Cinta bagai misteri datang dan pergi tanpa permisi. Kita tak perlu mencarinya karena cinta akan datang pada waktu yang tepat.
Lalu bagaimana dengan perasaan yang telah  kita punya saat diri kita  ditinggal ama cinta ?
Simpanlah dalam-dalam cinta tersebut. Kenanglah sebagai bagian dari pengalaman hidupmu. Menangislah jika perlu. Berbahagialah karena kita  pernah dicintai, berbahagialah karena cinta pernah ada dihati kita .
Bagaimana pula  jika  cinta itu  hilang dalam sebuah perkawinan ?
Dalam suatu perkawinan, cinta adalah cinta yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan kepada suami/istri dan kepada anak (jika ada). Kamu nggak bisa pergi begitu saja dengan mengatakan “Aku tak mencintai kamu lagi.” Bagi anda yang mencintai, ubahlah makna  cinta menjadi KASIH.
Karena Kasih itu sabar ..Kasih itu tidak cemburu…Kasih menerima apa adanya dan memberi yang ada .Jika seseorang yang memiliki kasih ia tak akan melupakan cintanya . Kasih itu mengampuni dan memaafkan, Kasih adalah ”Cinta Sejati” karena berasal dari Tuhan. Tanamkan Kasih di hatimu sejak awal maka Cinta kamu tak akan hilang .
Cinta akan lebih indah dinikmati kalau datangnya dengan cara alami. Jadi , tak perlu dipaksakan untuk mencarinya . Berhentilah mencari cinta tetapi jangan pernah berhenti untuk menjadi pribadi yang patut di cintai , dengan begitu cinta akan datang dengan sendirinya .

Sejarah Kata “Lo” dan “Gue”

Kata “Lo” dan “Gue” emang merupakan kata yang sudah sangat lama digunakan oleh masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta. Kedua kata ini sangat populer digunakan oleh masyarakat sejak tahun 70-an sampai saat ini. Kata “Lo” yang berarti kamu dan “Gue” yang artinya saya atau aku, sering digunakan karena terkesan simple dan santai untuk orang yang sebaya. Tapi kata “Lo” dan “Gue” ini akan sangat tidak sopan digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita. Dan dari pengalaman saya, kata “Lo” dan “Gue” ini mulai eksis digunakan oleh warga Malaysia dan Singapura. Ya mungkin disebarkan sama TKI-TKI yang kerja disana !!!

Pada mulanya sih saya kira kedua kata ini merupakan bahasa asli dari suku Betawi, karena kedua kata ini banyak di gunakan oleh masyarakat Betawi dan menyebar ke seluruh masyarakat yang tinggal di Jakarta bahkan keluar negeri. Karena saya sangat tertarik oleh asal-muasal kedua kata ini, mulailah saya mencari informasinya. Dan yang bikin saya kaget, ternyata kedua kata ini merupakan kata-kata yang berasal dari China. Kedua kata ini juga sudah dipergunakan sejak abad ke 16 dimana banyak para pedagang China yang berdatangan ke Indonesia termasuk Jawa dan Jakarta.




Kata “Gue” dan “Lo” ini berasal dari bahasa Mandarin Hokkien yang merupakan bahasa China. Ini merupakan tulisan kata “Gue/Gua” yang berarti “Saya/Aku” menurut bahasa Mandarin Hokkien (),dan yang satu ini adalah tulisan kata “Lo/Lu” yang berarti “Kamu/Anda” menurut bahasa Mandarin Hokkien (). Maksud dari bahasa Mandarin Hokkien adalah bahasa Mandarin yang telah disederhanakan.
Tapi pertanyaan saya adalah kenapa kok kedua kata ini paling sering digunakan oleh masyarakat Jakarta??? Dan pertanyaan gw terjawab karena pada masa kedatangan China di abad 16, kedua kata ini sangat eksis di setiap daerah di Indonesia. Namun pada masa kolonial Belanda, pusat perdagangan adalah Jakarta dimana para pedagang lebih banyak yang mampir ke pelabuhan Sunda Kelapa pada masa itu, termasuk juga para pedagang China. Tidak hanya itu, para warga China pun banyak yang menetap di Jakarta dan juga mengenalkan tradisi dan bahasa mereka kepada masyarakat Jakarta sampai saat ini. Alasan lain juga karena dari semua daerah di Indonesia, hanya Jakarta lah yang terbuka dengan budaya dan bahasa dari negara lain sehingga bahasa-bahasa dari China, Belanda, dan negara lain cepat berkembang dan terus digunakan sampai saat ini.
source:EntertaimentGeek

Munculnya Teori Pembelajaran

Apa itu teori? Pertanyaan yang mungkin tidak mudah untuk dijawab, sebagian karena ada berbagai opini yang berbeda mengenai apa yang seharusnya sebuah teori dan fungsi apa yang seharusnya dijalankan oleh sebuah teori. Dalam pengertian luas, teori adalah interpretasi sistematis atas sebuah bidang pengetahuan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati. Dari semua teori yang ada belum semuanya tersusun secara sempurna, pasti memiliki persoalan dan perbedaan yang membedakannya dengan teori lainnya, dan memiliki perubahan dari masa ke masa. Ada beberapa teori yang muncul untuk mengetahui mengenai pola belajar manusia. Yang pada intinya mereka peduli mengenai pembelajaran sebagai upaya untuk mengoptimalkan kegiatan belajar. Ada beberapa persoalan yang membedakan teori-teori pembelajaran yang dapat dikelompokkan menurut bagaimana teori itu dapat menjawab beberapa persoalan dasar dan pelaksanaannya termasuk pembentukan teori yaitu menggunakan variabel perantara atau tidak dan sifatnya koneksionis atau kognitif, berkaitan dengan penguatan, pembelajaran yang harus dianalisis pada level molar atau level molekuler, teori disajikan secara formal atau informal, luas cakupan teori, sejauh mana penekanan diberikan pada pengaruh aspek bawaan terhadap perilaku dan pada pengaruh batasan-batasan biologi terhadap pembelajaran, dan mengenai kepraktisan.
Seperti apapun nantinya bentuk teori pada masa yang akan datang, sebagian dari kita harus bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya teori-teori yang ada pada saat ini dengan berbagai kekurangannya. Psikologi pembelajaran terapan memiliki arti penting bukan hanya sebagai cara menempatkan teori-teori dalam penggunaannya yang praktis melainkan juga sebagai cara untuk memperbaiki teori-teori tersebut dan studi terapan dapat membantu untuk memastikan kondisi-kondisi batas yang ada pada teori tersebut dan juga dapat digunakan untuk memodifikasi teori lama atau membangun teori baru. Jika sebuah teori yang bertolak dari data laboratorium digunakan untuk memprediksi sebuah situasi terapan, dan prediksi itu tidak terbukti, berarti kejadian ini menunjukkan bahwa teori tidak sesuai dengan kondisi tersebut. Namun teori tersebut mungkin sesuai untuk memprediksi situasi lain. Masing-masing teori pembelajaran menekankan aspek tertentu dalam proses pembelajaran yang perlu kita pertimbangkan. Semuanya berfungsi memperkaya pemahaman kita terhadap situasi-situasi pembelajaran yang kita amati dan membantu kita menemukan solusi atas problema pembelajaran praktis yang kita hadapi.
Ada beberapa teori tentang belajar yaitu: teori behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental (tidak mengakui adanya bakat dan kecerdasan). Teori kognitif membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Manusia belajar dengan menggunakan kemampuan kognisinya, Teori konstrukvisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pengetahuan yang dimiliki tergantung dari usaha manusia itu sendiri. Dalam aliran humanisme memandang bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan afektif, dan psikomotorik.
source: Endro.P

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites